Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Purbaya Bongkar Borok CoreTax: Sebut Proyek Korea Mirip Buatan Anak SMA

Purbaya Bongkar Borok CoreTax

JAKARTA
— Pejabat senior Purbaya Yudhi Sadewa secara terbuka membongkar sejumlah masalah fundamental pada sistem CoreTax yang dikembangkan oleh pihak Korea Selatan. Ia mengkritik kualitas pengerjaan proyek tersebut yang dinilainya tidak sepadan, namun memastikan bahwa tim ahli dari Indonesia telah berhasil melakukan perbaikan signifikan pada banyak aspek kritis.

Sistem Pembaruan Inti Administrasi Perpajakan atau CoreTax, yang digadang-gadang sebagai tulang punggung modernisasi pajak di Indonesia, ternyata menyimpan persoalan serius. Dalam sebuah pemaparan, Purbaya tidak ragu menyebut kualitas pemrograman dari proyek yang ditangani oleh LG, perusahaan asal Korea Selatan, sangat mengecewakan.

Bahkan, ia mengutip komentar salah satu anggota timnya yang terkejut setelah melihat kode sumber (source code) sistem tersebut.

"Wah, ini program tingkat baru lulusan SMA. Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya, kelihatannya," ujar Purbaya menirukan ucapan timnya, menyiratkan kekecewaan mendalam atas kualitas sumber daya manusia yang dikirimkan oleh pihak pengembang.

Pernyataan ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi pemerintah dalam mengimplementasikan proyek teknologi strategis yang bergantung pada vendor asing. Menurut Purbaya, Indonesia sering kali menjadi korban praktik semacam ini.

Lapisan Masalah yang Terurai Satu per Satu

Purbaya menjelaskan bahwa masalah dalam sistem CoreTax terbagi dalam beberapa lapisan (layer), dari yang paling terlihat oleh pengguna hingga ke bagian inti pemrograman.

Pada lapisan atas (upper layer), masalah yang sering terjadi adalah time out dan kegagalan login. Setelah diinvestigasi, akar masalahnya ternyata berada pada koneksi jaringan yang kurang stabil. "Penyebabnya internet link Telkom yang core-nya berantakan. Ini statusnya sudah diperbaiki," jelasnya.

Selanjutnya, pada lapisan tengah (middle layer), pengguna kerap dihadapkan pada masalah halaman yang lambat, sering terlempar (blank page atau error 404), hingga akses terblokir. Ini disebabkan oleh manajemen sesi dan cookie yang berantakan serta kebijakan keamanan yang dinilai terlalu berlebihan (overkill) namun tidak efektif. "Lapisan ini juga statusnya sudah diperbaiki dengan konfigurasi ulang," tambah Purbaya.

Tantangan terberat berada pada lapisan pemrograman (programming layer). Di sinilah kualitas kode menjadi sorotan utama. Pengguna sering melihat pesan error berwarna merah yang sebenarnya muncul karena programnya "malas" memproses, bukan karena kesalahan fatal. Perbaikan di level ini lebih rumit karena sebagian besar masih terikat kontrak dengan LG hingga Desember mendatang.

"Rekomendasi sudah kami sampaikan ke pihak LG dan sudah dilakukan beberapa perbaikan. Tapi kami tidak bisa lakukan sendiri karena masih milik LG," ungkapnya.

Titik Terang: Keamanan Siber Meroket Berkat 'Hacker' Lokal

Di tengah berbagai masalah tersebut, Purbaya membawa kabar baik yang membanggakan. Aspek keamanan siber CoreTax yang awalnya sangat rapuh, kini telah menjadi salah satu yang terkuat. Ia mengungkapkan, skor keamanan sistem ini telah melonjak drastis.

"Dulu saya bilang (skor) cyber security-nya 30 dari 100, sekarang sudah 95 plus. Jadi kalau nilai sudah A+. Ini cepat sekali membaiknya," tegasnya.

Peningkatan luar biasa ini, menurutnya, dicapai dengan melibatkan talenta-talenta terbaik bangsa. Pemerintah secara khusus memanggil dan mempekerjakan para peretas (hacker) etis terbaik dari Indonesia yang kemampuannya diakui di tingkat dunia untuk menguji dan memperkuat pertahanan sistem.

"Anda jangan mengira, orang Indonesia itu hacker-nya jago-jago banget, di dunia juga ditakutin," katanya bangga.

Terganjal Kontrak, Optimalisasi Menunggu Awal Tahun

Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, Purbaya mengakui bahwa perombakan total belum bisa dilakukan. Kendala utama adalah kontrak kerja sama dengan pihak LG yang baru akan berakhir pada Desember 2025.

Hal ini membuat tim Indonesia tidak memiliki akses penuh untuk memperbaiki lapisan inti sistem. Ia menargetkan, setelah serah terima penuh dilakukan, sistem CoreTax akan jauh lebih stabil dan andal.

"Saya yakin nanti begitu dikasih kita, Januari-Februari sudah selesai itu. Infrastruktur sangat amat cukup, barang-barang yang kita beli itu mahal-mahal dan canggih-canggih, cuma (awalnya) enggak bisa makainya," pungkasnya, memberikan gambaran bahwa fondasi perangkat keras yang dimiliki sudah sangat mumpuni, tinggal menunggu optimalisasi perangkat lunak oleh tangan-tangan ahli dari dalam negeri.

Posting Komentar untuk "Purbaya Bongkar Borok CoreTax: Sebut Proyek Korea Mirip Buatan Anak SMA"